Marnina S.S, M.Hum, Ketua Tim Pengabdian Pengembangan Desa UNMUS : Bangun Kelompok Belajar Bahasa Inggris Di Kampung Matara

Bagikan ke Media Sosial kamu

Marnina S.S, M.Hum, Ketua Tim Pengabdian Pengembangan Desa UNMUS : Bangun Kelompok Belajar  Bahasa Inggris Di  Kampung Matara

 

Merauke, Noken Post – Pembinaan Anak-Anak Marind-Papua Putus Sekolah Belajar Bahasa Inggris Melalui Kursus Intensif Guna Membangun Budaya Literasi Berbasis Kearifan Lokal Di Kampung Matara, Distrik Semangga Merauke Papua.

Kabupaten Merauke  terletak di ujung timur Indonesia  hingga saat ini populasi Suku Marind yang merupakan  suku asli di wilayah Kabupaten  Merauke hanya  sekitar 35 persen dari keseluruhan populasi penduduk di Kabupaten  Merauke.

Dari data per 31 Desember 2015, jumlah penduduk Kabupaten Merauke sebanyak 263.664 jiwa yang tersebar di 20 distrik.  Ironisnya,  berdasarkan data statistik 2021 angka putus sekolah di Kabupaten Merauke  mencapai 355 orang.

Fakta tersebut  disebabkan oleh beberapa factor , antara lain masalah ekonomi, rendahnya kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan, sehingga anak harus terpaksa berhenti sekolah dengan alasan  orang tuanya tidak mampu  membiayia sekolah anaknya.

Kenyataan tersebut dijumpai disalah  satu kampung local yakni di sebuah kampung kecil wilayah pesisir Distrik Semangga , yakni Kampung Matara . Berdasarkan data ,  angka putus sekolah meningkat dari tahun 2017-2021 sebesar 5,95%  untuk jenjang pendidikan SMP/sederajat dan dan 6,23%  untuk jenjang SMA/sederajat.

Berdasarkan  fakta tersebut maka  Tim Pengabdian  Universitas Musamus yang dipimpin oleh  para dosen  antara lain Marnina S.S, M.Hum dan Zem Santo, S.S, M.Hum melakukan kegiatan yang bertujuan  memberikan edukasi dan motivasi terutama kepada orangtua  tentang pentingnya pendidikan.

Hal yang menjadi konsentrasi Tim Pengabdian Universitas Musamus ini juga menekankan pada  pemahaman akan  pentingnya mempelajari bahasa asing seperti  bahasa Inggris sejak dini .

Kegiatan yang mengambil waktu setiap hari Sabtu dan Minggu dilaksanakan di sekolah kampung (School of Eco-Involvement) yang berada di Kampung Matara, Distrik Semangga Merauke, telah berlangsung  selama 3 bulan  sejak  tanggal 28 September  hingga 05 Oktober 2022 lalu ,  melalui penerapan teori dan praktek dan dapat merangkul 30 orang anak yang intensif mengikuti program kemanusiaan tersebut.

Menurut Ketua Tim Pengabdian, Marnina, materi pelatihan dibuat  berdasarkan hasil analisis kebutuhan, terutama dalam kiat menjadi pembelajar bahasa Inggris yang berhasil. Pengabdian dilakukan dalam bentuk workshop yakni  pelatihan dan pendampingan.

Sementara  metode yang digunakan antara lain dengan  memberikan buku panduan  yang digunakan pada saat kegiatan pembelajaran , kemudian  pemberian materi  materi dasar sesuai  kemampuan  anak-anak , dalam upaya membangun daya tarik anak  belajar bahasa Inggris hingga mereka paham. Metode selanjutnya dengan  membangun diskusi tanya jawab untuk mengukur kemampuan  vocabulary yang sudah di jelaskan.

Zem Santo menambahkah  Tim Pengabdian menggunakan alat penunjang dengan harapan kegiatan pembelajaran ini bisa berjalan maksimal dan anak-anak  bersemangat mengikutinya.

Tim Pengabdian  Universitas Musamus optimis terhadap capaian hasil yang dilakukan secara konsisten  dengan harapan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman anak-anak asli Papua yang putus sekolah ini  tentang pentingnya belajar Bahasa Inggris, meningkatnya keterampilan menulis dan membaca dalam Bahasa Inggris , meningkatnya pemanfaatan  sekolah kampung (School of Eco-Involvement) yang ada di Kampung Matara , yang perlu didukung pula oleh masyarakat Kampung Matara .

Melalui Program Pengabdian Pengembangan Desa Mitra (PDM) ini diharapkan mampu membawa dampak secara simultan dalam mendidik  anak-anak asli Marind di Kampung Matara Distrik Semangga, serta dapat memotivasi anak-anak untuk tertarik belajaar Bahasa Inggris. Kegiatan kursus intensif ini merupakan bagian dari upaya pelaksanaan PDM mendorong anak-anak setempat familiar berbahasa Inggris.

Dalam proses pembelajarannya, anak-anak  diperkenalkan dengan  kosakata (vocabulary)  nama – nama benda (noun), kata kerja (verb), kata ganti (pronoun) dan penggunaan kata sandang (article), to be/auxiliary verb (kata kerja bantu), plural noun (kata benda jamak) dan singular noun (kata benda tunggal) dalam kalimat sederhana.

Selama pembelajaran dari program Pengabdian Desa Mitra  berlangsung anak-anak Kampung Matara sangat senang, antusias dan termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris, terbukti pada hari pertama  pertemuan anak-anak banyak yang datang lebih awal dari jadwal yang telah di susun Tim Pengabdian PDM.

Menurut  Ketua tim PDM Universitas Musamus , Marnina K , kemampuan berbahasa Inggris  merupakan modal awal memasuki era pasar global , menjadi asset untuk masa depan ketika anak-anak muda memanfaatkan teknologi yang dapat membuka cakrawala berpikir maka  banyak peluang pekerjaan di berbagai sector seperti menjadi conten creator , bekerja di industri pariwisata  dan perhotelan  atau  memanfaatkan peluang pekerjaan  melalui perusahaan  E – Commers  yang mendunia dengan basis skill berbahasa Inggris (Wilhelmina Welliken).

 

 

 

 

 


Bagikan ke Media Sosial kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *